Sabtu, 17 Desember 2011

Sun Flower untuk Citra


Citra seorang gadis dewasa yang masih sangat muda memiliki hobi untuk menanam dan memelihara bunga.  Halaman rumahnya nampak begitu indah karena banyaknya bunga-bunga segar yang bermekaran setiap hari. Hal ini berkat kegigihan Citra memelihara bunga-bunganya. Dari sekian banyak bunga yang dipelihara Citra di halaman rumahnya, bunga yang paling Citra sukai adalah bunga matahari. Itulah sebabnya, rumah Citra sangat khas karena halaman depan rumahnya yang tidak pernah kehilangan bunga matahari. Citra tidak memiliki tanah yang cukup luas untuk membuat kebun bunga matahari seperti yang dia inginkan. Akan tetapi, dengan adanya bunga matahari yang selalu menghiasi halaman rumahnya, Citra sudah merasa sudah senang. Meski demikian, Citra tetap memiliki angan-angan untuk membuka toko bunga sendiri dan angan-angan citra yang terbesar adalah memiliki lahan pribadi yang dilahan tersebut hanya ada bunga matahari.
Citra hidup di pinggiran kota dan masih termasuk desa asri, ternyata ada seorang Pria tampan yang hidup di kota, yang usianya sudah tergolong dewasa, dan di usia yang seperti itu, Damar juga ternyata sudah mapan. Karena sudah dianggap mapan oleh ayahnya, sebenarnya sang ayah sudah menyuruh Damar untuk mulai memilikirkan tentang hidupnya dengan menyuruh untuk mulai memikirkan wanita. Akan tetapi, karena Damar memiliki pengetahuan yang hebat di bidang bisnis. Damar keasikan mengelola bisnis yang titipkan oleh sang ayah sehingga di usia yang terbilang dewasa itu, Damar belum memiiki seseorang yang ia cintai yang kelak ia bisa jadikan sebagai pendampingnya. Dan ternyata di desa tempat Citra tinggal, Damar juga memiliki sebuah Villa. Damar hanya sesekali mengunjungi Villa tersebut. Damar mengunjungi Villa tersebut hanya ketika dia menang tender, dan dia merayakannya di Villa tersebut bersama teman-temannya.
Suatu hari ketika Damar memenangkan tender, Damar kembali merayakan kemenangannya tersebut bersama teman-temannya dan menginap selama satu minggu di Villa tersebut. Setelah Damar sampai di Villa, beristirahat sejenak dan malamnya mereka merayakan kemenangan Damar dengan pesta hingga larut malam. Saat pesta tersebut berlangsung, Damar tiba-tiba merasa sangat kesepian meski banyak teman-teman yang mengelilinginya. Damar tiba-tiba pamit dan masuk ke kamar. Di dalam kamarnya, Damar hanya terdiam, dan berpikir “apakah ada cewek yang suka padaku?”.  Damar gelisah semalaman hingga ia tertidur. Dan ketika ia terbangun, Damar melihat jam di tangannya ternyata sudah menunjukkan pukul  05.30 pagi. Damar segera bangun dan mandi. Setelah mandi, Damar berdiri di teras rumahnya dan berpikir seperti apa desa yang ia kunjungi itu????  Adakah sesuatu yang menarik di desa itu, yang tidak pernah ia lihat??? Sambil menunggu teman-temanya bangun, dan sarapan yang dibuat oleh pengurus Villanya, Damar mengambil sepeda dan berjalan-jalan mengelilingi desa tersebut. Sambil berjalan-jalan, tiba-tiba mata Damar tertuju pada sebuah rumah mungil yang halamannya di hiasi oleh bunga matahari yang sedang bermekaran. dalam hati, Damar berbisik sungguh tenang hidup orang yang tinggal di rumah ini. Halamannya begitu asri. Kelak saya juga ingin memiliki rumah yang seperti ini, “batinnya”.
Setelah berkeliling di desa tersebut, Damar kembali ke Villa dan ikut sarapan bersama teman-temannya. Dan setelah sarapan, teman-teman Damar  kembali ke kota. Namun, Damar tidak ikut. Ia masih ingin tinggal dan menghirup udara yang segar di desa itu.
Keesokan harinya, Damar kembali mengelilingi desa tersebut, dan ketika Damar lewat di depan rumah yang lihat kemarin, Damar melihat seorang gadis cantik menyiram bunga-bunga yang bermekaran dan sibuk mengurusi bunga matahari yang indah di halaman depan rumahnya. Setelah berkeliling di desa, Damar kembali ke Villa dan tiba-tiba rasa penasaran menghantuinya. Hatinya terus bertanya-tanya, siapa gadis itu????
Damar kemudian memberanikan diri bertanya ke pengurus Villa yaitu bapak Santo. Bapak Santo kemudian menjelaskan secara detail tentang keluarga kecil Citra. Selanjutnya, Damar mulai sering mengelilingi desa tersebut, rutin setiap pagi dan sore selama seminggu. Sebelum Damar kembali ke kota, Damar sempat berbincang-bincang dengan Citra dan berhasil mendapatkan nomor Handphone Citra. Setelah Damar sampai di kota, ternyata dia begitu merindukan Citra. Akan tetapi dia juga sebenarnya masih ragu dan tidak mengetahui dengan jelas perasaannya sendiri. Damar cepat-cepat mengambil handphone dan mencari nomor handphone Citra kemudian memanggilnya. Lama-kelamaan Damar mengetahui bahwa ternyata ia sudah jatuh hati pada Citra. Citra pun sebenarnya memiliki perasaan yang sama, namun karena Citra seorang wanita dan sangat pemalu sehingga ia mengurungkan niatnya untuk mengungkapkan perasaannya. Damar sebenarnya ingin sekali mengungkapkan perasaannya, akan tetapi Damar takut gagal sehingga ia pun mengurungkan niatnya. Meski mereka sudah sering telfon-telfonan, namun keduanya masih menganggap bahwa hal ini hanya  percakapan biasa. Namun, sebenarnya Damar menyuruh sesorag untuk mencari tahu tentang Citra, segala sesuatu tentang Citra, apa yang diinginkan Citra, apa yang disukai dan yang dibenci oleh Citra. Setelah mengetahui semuanya, Damar memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya dan ternyata Citra menerimanya.  Tanpa sepengetahuan Citra, Damar sebenarnya telah menyiapkan sesuatu untuk Citra yaitu sebuah toko yang Citra bisa gunakan untuk membuka toko Bunga, dan sebuah lahan yang didalamnya hanya ditumbuhi oleh Bunga Matahari. Hadiah tersebut akan Damar berikan sebagai Hadiahketika mereka menikah. Setelah hubungan mereka berjalan beberapa bulan, Damar akhirnya datang melamar Citra dan mereka menikah.  Setelah mereka menikah, Damar mengajak Citra mengunjugi sebuah tempat yang ia berikan kepada Citra untuk Citra gunakan membuka toko bunga. Selanjutnya Damar mengajak Citra mengunjungi suatu tempat yaitu kebun yang dipenuhi bunga matahari. Citra sangat senang dan mengataka kepada Damar bahwa ia menyayanginya. Hidup mereka sangat bahagia..................................................................