Citra seorang gadis dewasa yang masih sangat muda memiliki
hobi untuk menanam dan memelihara bunga. Halaman rumahnya nampak begitu indah karena
banyaknya bunga-bunga segar yang bermekaran setiap hari. Hal ini berkat
kegigihan Citra memelihara bunga-bunganya. Dari sekian banyak bunga yang
dipelihara Citra di halaman rumahnya, bunga yang paling Citra sukai adalah
bunga matahari. Itulah sebabnya, rumah Citra sangat khas karena halaman depan
rumahnya yang tidak pernah kehilangan bunga matahari. Citra tidak memiliki
tanah yang cukup luas untuk membuat kebun bunga matahari seperti yang dia
inginkan. Akan tetapi, dengan adanya bunga matahari yang selalu menghiasi
halaman rumahnya, Citra sudah merasa sudah senang. Meski demikian, Citra tetap
memiliki angan-angan untuk membuka toko bunga sendiri dan angan-angan citra
yang terbesar adalah memiliki lahan pribadi yang dilahan tersebut hanya ada
bunga matahari.
Citra hidup di pinggiran kota dan masih termasuk
desa asri, ternyata ada seorang Pria tampan yang hidup di kota, yang usianya
sudah tergolong dewasa, dan di usia yang seperti itu, Damar juga ternyata sudah
mapan. Karena sudah dianggap mapan oleh ayahnya, sebenarnya sang ayah sudah
menyuruh Damar untuk mulai memilikirkan tentang hidupnya dengan menyuruh untuk
mulai memikirkan wanita. Akan tetapi, karena Damar memiliki pengetahuan yang
hebat di bidang bisnis. Damar keasikan mengelola bisnis yang titipkan oleh sang
ayah sehingga di usia yang terbilang dewasa itu, Damar belum memiiki seseorang
yang ia cintai yang kelak ia bisa jadikan sebagai pendampingnya. Dan ternyata
di desa tempat Citra tinggal, Damar juga memiliki sebuah Villa. Damar hanya
sesekali mengunjungi Villa tersebut. Damar mengunjungi Villa tersebut hanya
ketika dia menang tender, dan dia merayakannya di Villa tersebut bersama
teman-temannya.
Suatu hari ketika Damar memenangkan tender, Damar
kembali merayakan kemenangannya tersebut bersama teman-temannya dan menginap
selama satu minggu di Villa tersebut. Setelah Damar sampai di Villa,
beristirahat sejenak dan malamnya mereka merayakan kemenangan Damar dengan
pesta hingga larut malam. Saat pesta tersebut berlangsung, Damar tiba-tiba
merasa sangat kesepian meski banyak teman-teman yang mengelilinginya. Damar
tiba-tiba pamit dan masuk ke kamar. Di dalam kamarnya, Damar hanya terdiam, dan
berpikir “apakah ada cewek yang suka padaku?”.
Damar gelisah semalaman hingga ia tertidur. Dan ketika ia terbangun,
Damar melihat jam di tangannya ternyata sudah menunjukkan pukul 05.30 pagi. Damar segera bangun dan mandi.
Setelah mandi, Damar berdiri di teras rumahnya dan berpikir seperti apa desa
yang ia kunjungi itu???? Adakah sesuatu
yang menarik di desa itu, yang tidak pernah ia lihat??? Sambil menunggu
teman-temanya bangun, dan sarapan yang dibuat oleh pengurus Villanya, Damar
mengambil sepeda dan berjalan-jalan mengelilingi desa tersebut. Sambil
berjalan-jalan, tiba-tiba mata Damar tertuju pada sebuah rumah mungil yang
halamannya di hiasi oleh bunga matahari yang sedang bermekaran. dalam hati,
Damar berbisik sungguh tenang hidup orang yang tinggal di rumah ini. Halamannya
begitu asri. Kelak saya juga ingin memiliki rumah yang seperti ini, “batinnya”.
Setelah berkeliling di desa tersebut, Damar
kembali ke Villa dan ikut sarapan bersama teman-temannya. Dan setelah sarapan,
teman-teman Damar kembali ke kota.
Namun, Damar tidak ikut. Ia masih ingin tinggal dan menghirup udara yang segar
di desa itu.
Keesokan harinya, Damar kembali mengelilingi desa
tersebut, dan ketika Damar lewat di depan rumah yang lihat kemarin, Damar
melihat seorang gadis cantik menyiram bunga-bunga yang bermekaran dan sibuk
mengurusi bunga matahari yang indah di halaman depan rumahnya. Setelah
berkeliling di desa, Damar kembali ke Villa dan tiba-tiba rasa penasaran
menghantuinya. Hatinya terus bertanya-tanya, siapa gadis itu????
Damar kemudian memberanikan diri bertanya ke
pengurus Villa yaitu bapak Santo. Bapak Santo kemudian menjelaskan secara
detail tentang keluarga kecil Citra. Selanjutnya, Damar mulai sering
mengelilingi desa tersebut, rutin setiap pagi dan sore selama seminggu. Sebelum
Damar kembali ke kota, Damar sempat berbincang-bincang dengan Citra dan
berhasil mendapatkan nomor Handphone Citra. Setelah Damar sampai di kota,
ternyata dia begitu merindukan Citra. Akan tetapi dia juga sebenarnya masih
ragu dan tidak mengetahui dengan jelas perasaannya sendiri. Damar cepat-cepat
mengambil handphone dan mencari nomor handphone Citra kemudian memanggilnya.
Lama-kelamaan Damar mengetahui bahwa ternyata ia sudah jatuh hati pada Citra. Citra
pun sebenarnya memiliki perasaan yang sama, namun karena Citra seorang wanita
dan sangat pemalu sehingga ia mengurungkan niatnya untuk mengungkapkan
perasaannya. Damar sebenarnya ingin sekali mengungkapkan perasaannya, akan
tetapi Damar takut gagal sehingga ia pun mengurungkan niatnya. Meski mereka
sudah sering telfon-telfonan, namun keduanya masih menganggap bahwa hal ini
hanya percakapan biasa. Namun,
sebenarnya Damar menyuruh sesorag untuk mencari tahu tentang Citra, segala
sesuatu tentang Citra, apa yang diinginkan Citra, apa yang disukai dan yang
dibenci oleh Citra. Setelah mengetahui semuanya, Damar memberanikan diri untuk
mengungkapkan perasaannya dan ternyata Citra menerimanya. Tanpa sepengetahuan Citra, Damar sebenarnya
telah menyiapkan sesuatu untuk Citra yaitu sebuah toko yang Citra bisa gunakan
untuk membuka toko Bunga, dan sebuah lahan yang didalamnya hanya ditumbuhi oleh
Bunga Matahari. Hadiah tersebut akan Damar berikan sebagai Hadiahketika mereka
menikah. Setelah hubungan mereka berjalan beberapa bulan, Damar akhirnya datang
melamar Citra dan mereka menikah. Setelah
mereka menikah, Damar mengajak Citra mengunjugi sebuah tempat yang ia berikan
kepada Citra untuk Citra gunakan membuka toko bunga. Selanjutnya Damar mengajak
Citra mengunjungi suatu tempat yaitu kebun yang dipenuhi bunga matahari. Citra
sangat senang dan mengataka kepada Damar bahwa ia menyayanginya. Hidup mereka
sangat
bahagia..................................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar