Antibiotika
Antibitika adalah
zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroba yang mempunyai khasiat antimikrobial.
Orang yang
pertama kali mempelajari antibiotika secara sistematis adalah Gratia dan Dath
(tahun 1924) dengan menemukan Actinomycetin yang berasal dari Actinomycetes.
Sampai sekarang ditemukan beribu-ribu antibiotika, tetapi tidak semuanya dapat
digunakan dalam pengobatan.
Antibiotika yang
ideal sebagai obat harus memenuhi syarat-syarat berikut:
1.
Mempunyai
kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang luas (broad spectrum atibiotic)
2.
Tidak
menimbulkan terjadinya resistensi dari mikroorganisme patogen.
3.
Tidak
menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang buruk pada host, seperti :
reaksi alergi, kerusakan syaraf, iritasi lambung dan sebagainya.
4.
Tidak
mengganggu keseimbangan flora yang normal dari host seperti flora usus atau
flora kulit.
Contoh: Broad
spectrum antibiotic dapat membunuh bakteri-bakteri flora usus yang normal,
tetapi tidak bisa membunuh Monilia (jamur) yang ada di dalam usus, sehingga
Monilia ini berkembang biak dengan cepat dan menimbulkan penyakit baru, yang
lebih berat yang tudak bisa diobati dengan antibiotika.
MIKROBA YANG
RESISSTEN TERHADAP ANTIBIOTIKA
Tidak semua jenis
mikroba dapat dibunuh oleh suatu antibiotika. Misalnya penicillin berkhasiat
untuk membunuh Staphylococcus aureus,
tetapi tidak berkhasiat terhadaap Salmonella
typhi. Bahkan, dapat terjadi Staphylococcus
aureus yang biasanya sensitif terhadap penicillin berubah menjadi resisten
terhadap penicillin. Hal ini disebabkan bakteri tersebut mengadakan mutasi yang
dapat terjadi karena pengobatan yang dilakukan tidak dengan semestinya.
Untuk mencegah
terjadinya resistens maka dalam penggunaan antibiotika harus diingat:
1.
Jangan
menggunakan antibiotika secara sembarangan tanpa mengetahui khasiatnya dengan
pasti.
2.
Antibiotika
yang biasa dipakai secara sistemik jangan dipakai sebagai obat lokal (topical).
3.
Pakailah
dossis, cara pakai, dan lama pemakaian secara benar pada setiap penyakit
infeksi.
4.
Lebih
baik dipakai kombinasi antibiotika untuk meninggikan khasiatnya, misalnya penicillin streptomycin 4 ½ (empat setengah)
5.
Gantilah
segera antibiotika yang dipakai, bila suatu bibit penyakit resisten terhadap
antibiotika yang diberikan.
Sumber: dr. Indan
Entjang. 2003. Mikrobiologi dan parasitologi untuk akademi keperawatan.
Bandung: citra aditya bakti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar